Keramahtamahan sudah sangat kental pada jati diri Bangsa Indonesia yang selalu dibanggakan. Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 260 juta penduduk yang tersebar di seluruh wilayah nusantara, Indonesia dinobatkan sebagai Negara Paling Ramah di Dunia oleh Lonely Planet pada edisi “The Ultimate 1000 Experiences” tahun 2012 serta bersandingan dengan beberapa negara lain seperti Thailand, Vietnam dan Amerika Serikat. Tentu hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia sebab Indonesia telah menjadi pusat perhatian dunia. Masyarakat Indonesia sudah memiliki sifat dasar untuk bersilaturahmi dan menyapa orang lain meskipun itu orang yang baru dikenal sekalipun. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia memiliki ketertarikan sendiri terhadap orang baru. Maka dari itu, masyarakat Indonesia selalu meluangkan waktu untuk bercengkerama dan bersilaturahmi khususnya di daerah pedesaan yang masih sangat erat prinsip kebersamaan dan gotong royongnya.
Indonesia termasuk dalam negara terbesar di Asia Tenggara, jumlah pengguna aktif internet di Indonesia pun terbilang sangat tinggi. Portal We Are Social yang bekerja sama dengan HootSuite mencatat bahwa pengguna aktif internet di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya. Tercatat bahwa Indonesia memiliki lebih dari 202,6 juta penduduk yang aktif menggunakan internet dan diperkirakan akan terus bertambah. Dengan banyaknya pengguna internet dari beragam kalangan usia, sudah pasti ada berbagai macam sikap pengguna internet di dunia maya. Bagaimanakah sikap masyarakat Indonesia di dalam dunia maya?
Faktanya, masyarakat Indonesia dinobatkan sebagai pengguna internet yang tidak sopan dalam berselancar di dunia maya berdasarkan data yang dirilis oleh Digital Civility Index Microsoft dalam survei tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang tahun 2020. Indonesia menempati urutan ke-29 dari 30 negara untuk tingkat kesopanan pengguna internet di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, Singapura kembali menjadi contoh teladan sebagai negara tersopan dalam dunia maya di Asia Tenggara. Uniknya, masyarakat Indonesia langsung berbondong-bondong menyerbu komentar platform Instagram Microsoft atas penolakan terhadap hasil data yang telah dirilis, yang mana juga menimbulkan berbagai spekulasi dan reaksi dari netizen Indonesia.
Seperti yang dilansir oleh Kompas.com, kemungkinan ada tiga penyebab mengapa Indonesia dinobatkan sebagai negara yang paling tidak ramah dalam dunia maya se-Asia Tenggara. Pertama, angka hoaks dan penipuan di Indonesia cukup tinggi dengan angka 47%. Kedua, angka hate speech atau ujaran kebencian yang cukup tinggi sebesar 27%. Ketiga, angka diskriminasi yang dilakukan oleh netizen Indonesia sebesar 13% meskipun sudah turun sedikit dari tahun lalu.
Tentu saja hal ini sangat memperihatinkan bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia dituntut untuk mencari solusi agar sikap netizen Indonesia tidak semakin memburuk dan semena-mena di kemudian hari. Tentu saja kondisi ini tidak akan membaik jika kita, netizen Indonesia sendiri, tidak berkaca pada sikap sendiri dan melakukan evaluasi mandiri. Kita harus lebih bijak dalam menggunakan internet, khususnya jika berinteraksi di dunia maya. Netizen Indonesia harus meningkatkan awareness dan kepedulian terhadap kesehatan berinternet dan menciptakan iklim yang positif untuk seluruh pengguna yang terdiri dari beraneka ragam latar belakang dan umur. Perundungan, hate speech dan hoaks menjadi masalah yang sering kita hadapi saat berselancar di dunia maya, maka sudah seharusnya netizen Indonesia harus bijak dan pintar dalam memilah-milah informasi yang beredar di dunia maya, apalagi jika kebenaran informasi tersebut belum daoat dibuktikan. Cermati isi dari informasi yang didapat dan jangan mudah untuk menyebarkannya lagi, karena hal tersebut lah yang memiliki efek sangat besar dalam penyebaran hoaks atau berita palsu.
Oleh:
Dwi Nurita Julianty
(Mahasiswa Angkatan 2018)