Mirisnya Krisis Komunikasi terhadap Covid 19

Krisis dapat terjadi di mana saja, kepada siapa saja, dan kapan saja. Tidak memandang bulu kepada siapapun.  seperti halnya ketika bencana alam ataupun non alam datang tentunya kita tidak mengetahui kapan terjadinya, tapi tiba-tiba langsung saja terjadi di depan mata.  tentunya kita pun belum mempersiapkan hal tersebut datang namun itulah yang namanya krisis. krisis itu tidak dapat diprediksi.  ketika hal itu datang maka apakah yang terjadi, tentu saja manusia kebingungan memikirkan bagaimana cara mengatasinya atau pun menanyakan dari mana ini berasal dan lain sebagainya.


“turning point in history life”,  seperti inilah devinisi krisis, yaitu sebagai titik balik dalam kehidupan yang sangat signifikan di mana akan memberikan juga dampak yang sangat signifikan baik itu dampak negatif maupun positif.  tergantung Bagaimana reaksi dari cara pandang sebuah krisis itu sendiri.  seperti halnya faktor-faktor penyebab dari krisis yang dikemukakan oleh Firsan Nova dalam bukunya bagaimana Public Relation (Humas) menangani  krisis perusahaan. Itu dapat terjadi diantaranya ada 11 faktor penyebab, yang salah satunya adalah krisis public relation.
 sehubungan dengan adanya bencana non alam yang sedang terjadi di Indonesia saat ini yaitu adanya virus Covid 19 atau disebut juga dengan virus Corona  yang berasal dari salah satu kota di Cina yaitu Kota Wuhan sehingga menyebabkan banyak orang terinfeksi dan berdampak bahkan sampai kepada kematian.  virus ini memang menular dan menyebar sangat cepat,  juga belum ditemukan vaksinnya ataupun obat untuk menyembuhkan atau menangkal virus tersebut.  dikarenakan ketidaksiapan masyarakat Cina karena virus ini datangnya secara tiba-tiba seperti yang kita tahu di berita-berita di televisi  ataupun media informasi lainnya.


Jika dihubungkan dengan faktor penyebab dari krisis perusahaan yang dikemukakan oleh Firsan Nova yang telah  disebutkan diatas.  maka saat ini Indonesia sedang mengalami krisis public relation atau krisis komunikasi.  Mengapa demikian?.  Indonesia memang sudah mengetahui virus Corona tersebut,  karena bukan sebagai negara yang pertama mengalaminya. Tetapi mengapa Indonesia dianggap belum siap dalam menghadapi bencana non alam ini,   diantaranya karena adanya pemberitaan di media yang menganggap bahwa Indonesia merupakan negara yang aman korona dan itu merupakan sebuah kesombongan dari bangsa Indonesia.  tetapi nyatanya sampai saat ini ditemukan lebih dari 100 kasus orang yang terkena virus Corona tersebut.  maka beredarlah berita di media  sosial ataupun media informasi lainnya yang seolah  membuat masyarakat sangat ketakutan dan banyak yang menimbun barang barang pencegah korona seperti masker dan hand sanitizer.
 imbasnya adalah semakin Tinggi harga masker dan juga hand sanitizer dan juga banyak orang yang membutuhkan tetapi tidak tersedia di tempat yang biasa menyediakan barang-barang tersebut.  maka seharusnya Indonesia membenahi  komunikasi ini supaya dapat mengatasi atau mencegah korona dengan cara bijaksana dan ada rasa solidaritas kepada sesama masyarakat Indonesia,   dalam mencegah ataupun menghadapi virus Corona ini. 

 Selain itu, para pengguna sosial media pun harus ikut serta atas penyebarab informasi, atau bisa juga dilakukan dengan memanage info yang akan di share kembali dengan cara mengecek kevalidan info tersebut. Tetapi dengan melihat data-data yang terkena virus corona ini kiranya ada yang ditutupi oleh pemerintah, khusnudzan nya adalah itu salah satu cara pemerintah dalam memanage Info. Tapi apa boleh buat Kebanyakan orang indonesia tidak memikirkan hal tersebut sampai kesana.

Artikel ini pernah dimuat oleh penulis di kompasiana.com dengan link berikut : https://www.kompasiana.com/tessy40945/5e7258c0d541df27e377f9a3/mirisnya-krisis-komunikasi-terhadap-covid-19 . Dipubilkasikan kembali dengan tujuan pendidikan.

Leave a Reply