

Open Discussion Ahli Muda Bersama Femas Febrian
– Bandung, 20 September 2025
Desa merupakan fondasi utama dalam pembangunan nasional Indonesia karena hampir separuh penduduknya, sekitar 40,8%, tinggal di wilayah pedesaan. Oleh sebab itu, fokus pembangunan yang merata di desa sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong kemajuan bangsa secara keseluruhan. Potensi desa sangat besar, terutama di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan UMKM yang menyerap hampir 30% tenaga kerja nasional. Dalam konteks ini, pembangunan desa harus mampu mengoptimalkan sumber daya lokal agar hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di tingkat akar rumput.
Meskipun potensi tersebut cukup besar, desa-desa di Indonesia menunjukkan beragam kategori perkembangan, mulai dari desa mandiri, maju, berkembang, tertinggal, hingga sangat tertinggal. Penurunan jumlah desa tertinggal menjadi kabar yang menggembirakan, namun kondisi desa mandiri sekalipun tetap memerlukan pendampingan, terutama dalam hal pengelolaan lingkungan dan sampah. Hal ini mengindikasikan bahwa kemajuan fisik dan ekonomi desa harus diiringi dengan kesadaran akan keberlanjutan ekologis supaya desa tidak hanya maju secara materi, tetapi juga lestari dalam jangka panjang.
Salah satu aspek penting yang menjadi fokus pembangunan desa adalah penanggulangan kemiskinan. Data terbaru dari BPS menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan di desa dari 11,37% menjadi 11,05% dalam satu tahun terakhir, meskipun angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan di perkotaan yang sekitar 6%. Tingginya tingkat kemiskinan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait, seperti terbatasnya akses pasar bagi petani desa, rendahnya kualitas pendidikan, dan kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya efektif. Selain itu, pola pikir masyarakat desa yang cenderung fokus pada kebutuhan sehari-hari tanpa perencanaan jangka panjang turut memperlambat upaya keluar dari kemiskinan.
Pendidikan menjadi sektor yang tak terpisahkan dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan memajukan desa. Namun, akses pendidikan di desa masih menghadapi berbagai kendala seperti kurangnya fasilitas, ketidaksetaraan gender, dan kekurangan guru berkualitas. Kondisi ini memperburuk kesenjangan dalam kualitas pembelajaran di desa dibandingkan kota, yang pada akhirnya turut memengaruhi daya saing sumber daya manusia desa. Oleh karena itu, perbaikan sistem pendidikan di desa harus menjadi prioritas agar generasi penerus desa memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan masa depan.
Perkembangan teknologi digital yang mulai merambah ke desa membawa perubahan positif pada pelayanan publik dan mobilitas masyarakat. Infrastruktur yang semakin baik memudahkan akses antarwilayah, sehingga membuka peluang ekonomi baru. Namun, perubahan ini juga membawa dampak sosial, terutama pada berkurangnya praktik budaya tradisional seperti gotong royong yang selama ini menjadi perekat sosial desa. Inilah tantangan bagi pembangunan desa: bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas kuat masyarakat pedesaan.
Dalam mengatasi berbagai masalah tersebut, peran pemerintah sudah cukup signifikan, terutama melalui program dana desa dan berbagai inisiatif pembangunan lainnya. Namun, pelaksanaan di lapangan masih menemui kendala, terutama dalam hal sosialisasi program kepada masyarakat desa. Banyak program yang dirancang dengan baik namun belum sepenuhnya dimanfaatkan karena minimnya pemahaman di tingkat masyarakat. Oleh karena itu, cara penyampaian informasi dan pendekatan komunikasi perlu diperbaiki agar masyarakat desa benar-benar dapat memanfaatkan program pemerintah secara optimal dan merasakan manfaatnya secara langsung.
Pengelolaan sumber daya alam, administrasi desa, dan aspek sosial budaya yang tepat menjadi faktor kunci keberhasilan pembangunan desa. Jika pengelolaan ini lemah atau tidak transparan, bukan tidak mungkin potensi desa yang ada dapat berubah menjadi masalah baru, seperti kerusakan lingkungan atau konflik sosial. Karena itu, pengawasan yang ketat serta keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan sangat diperlukan agar dana dan sumber daya yang ada digunakan secara bijak dan efektif.
Harapan besar pun disematkan pada program bina desa dan pengabdian masyarakat yang telah dijalankan. Meskipun model pembangunan dan program yang ada sudah beragam, yang terpenting adalah keterlibatan aktif masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan desa. Edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan langsung menjadi kunci untuk menumbuhkan kesadaran agar masyarakat terus terlibat dalam inovasi dan kemajuan yang telah dimulai. Dengan cara ini, desa tidak hanya menjadi tempat yang hidup secara fisik, tetapi juga tumbuh sebagai komunitas yang mandiri dan berdaya saing.
Secara keseluruhan, pembangunan desa harus dilihat sebagai proses yang menyeluruh dan berkesinambungan, meliputi aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Desa tidak hanya sebagai objek pembangunan, melainkan sebagai subjek yang harus diberdayakan agar mampu mandiri dan berkelanjutan. Kemajuan desa yang sejati adalah kemajuan yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya secara utuh, sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Pengurus Ahli Muda Lembaga Analisis dan Advokasi Kebijakan Publik Periode 2025





